KISAH 43 TAHUN IBU MENYAMAR MENJADI PRIA INI AKAN MEMBUAT ANDA MENANGIS DAN KAPOK MEMBANGKANG KEPADA IBU

Cerita ini bukan heroisme tragis yang fiktif dan dramatisir. Sebuah fakta yang menggambarkan bagaimana pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya tanpa perhitungan. Puluhan ribu rakyat Mesir terharu mendengar cerita ini sehingga ibu tersebut diberikan penghargaan sebagai ibu ideal.

Singkat cerita, wanita tersebut merupakan bagian dari keluarga sederhana bersama suaminya. Akan tetapi, tiada disangka, saat melahirkan anak pertama mereka, suami dipanggil oleh Allah SWT. Tidak banyak yang ditinggalkan oleh sang suami, kecuali gubuk kecil dan anak pertama mereka yang kini menjadi tanggungan sang ibu. Pada awalnya, Abu Daooh (nama Ibu tersebut) kebingungan karena uang yang dimilikinya telah habis oleh biaya persalinan. Meski begitu, dia tidak putus asa sehingga dia memutar otak untuk tetap bisa mencari nafkah.

Akan tetapi, dia terhalang oleh budaya Mesir yang melarang wanita untuk melakukan pekerjaan pria, padahal pekerjaan-pekerjaan pria tersebutlah yang paling rasional dia lakukan. Seperti mengangkat batu-bata, semir sepatu, angkat semen, serta pekerjaan berat lainnya. Akhirnya, dia sampai pada keputusan untuk menyamar sebagai pria untuk menghidupi bayi kecilnya yang butuh asupan makanan dan gizi.

Untungnya, busana pria di daerah Timur Tengah biasanya sangat tertutup, sehingga masyarakat tidak mudah mengenal Daooh sebagai seorang wanita. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Daooh bersikeras untuk menyamar sampai 43 tahun dia melakukan pekerjaan-pekerjaan layaknya seorang pria. Meski begitu, jika di dalam rumah tetap saja dia bertindah sebagai seorang ibu bagi anaknya. Hanya saat berada di luar rumah menjadi seorang pria dan bekerja layaknya seorang pria.

Setiap hari, Daooh harus berjalan ke Stasiun sejak jam Enam pagi untuk menyemir sepatu. Setelah itu dia bekerja sebagai kuli bangunan dengan mengangkat batu-bata dan semen dari pabrik. Sore harinya, dia pulang untuk mengurus anaknya serta berperan sebagai ibu pada umumnya.

KEDOK PRIA TERBONGKAR KARENA IBU JATUH SAKIT

Namun begitu, meski anaknya perlahan telah dewasa dan menikah, Daoby tetap bekerja sebagai pria karena harus memenuhi kebutuhannya. Pada saat itu, Daoby sudah berumur sekitar 64 tahun. Dan suatu hari, dia jatuh sakit karena sudah terlalu lelah bekerja sebagai seorang pria. Dia harus dirawat beberapa lama dan akhirnya diketahuilah bahwa selama ini dia bekerja menyamar sebagai seorang pria.

Bagaimanapun, Daoby harus mengakhiri segala penyamarannya sebagai seorang pria serta melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Meski begitu, dia mengaku sangat senang bekerja seperti pria, terutama dalam angkat-angkat batu-bata serta menyemir sepatu. Hal tersebut dilakukan dengan senang hati demi memberi nafkah yang halal bagi anaknya.

“Lebih baik saya bekerja seperti itu daripada harus mengemis di jalan-alan. Bagaimanapun nafkah anak saya harus tetap tercukupi meski saya harus lelah bekerja menjadi seorang laki-laki. Saya hanya ingin membahagiakan anak saya. Saya suka angkat batu-bata dan semen yang biasanya hanya dikerjakan oleh para laki-lak,” tuturnya sembari sedikit menahan emosi agar air matanya tidak lantas keluar.

Dia mengaku, selama 43 tahun penyamarannya sebagai seorang pria tidak ada yang mengenalinya, bahkan anaknya sendiri. Pakaian yang dikenakannya tidak jauh berbeda dengan laki-laki di Mesir pada umumnya. Meski begitu, jati dirinya tetap seorang wanita yang lemah lembut kepada anaknya.

Anaknya, Haody mengaku bangga memiliki ibu seperti Daoby. Dia berjanji akan berbakti kepada orang tuanya, karena sudah memberikan seluruh hidupnya demi membahagiakan dirinya. Meski dia menyadari, bahwa apa yang akan dilakukan Haody tidak akan pernah bisa membalas kebaikan ibunya.

MULAI SAAT INI, BERJANJILAH AKAN SELALU BERBAKTI KEPADA IBU

Wahai pembaca. Cukuplah banyak cerita tentang ketragisan perjuangan para orang tua. Pengorbanan Daoby menjadi seorang pria mungkin tidak sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan oleh ibu kalian. Boleh jadi, tanpa diketahui, ibumu berbuat hal yang serupa sehingga dia harus berperan menjadi seorang pria, demi membiayai sekolah, kuliah bahkan kebutuhanmu akan gadget dan pacaran.

Oleh karena itu, cukuplah kita untuk tidak membantah perintah orang tua. Barangkali di balik senyuman ramahnya saat menyambutmu pulang di depan pintu, tersimpan luka yang mendalam karena harus menanggung perihnya kehidupan demi membiayaimu. Tapi, dia tidak ingin kamu khawatir akannya. Dialah yang harus khawatir akanmu, yang terkadang sengaja membuatnya khawatir, demi mendapatkan uang jajan atau bekal yang lebih untuk membeli barang-barang tertentu.

Marilah. Sebelum terlambat, kita meminta maaf kepada orang tua atas segala kesalahan yang telah kita perbuat. Kami yakin, orang tua akan dengan mudah memaafkannya. Namun, jika itu tidak sempat, maka kau akan celaka. Berjanjilah untuk senantiasa bisa membahagiakanya. Apa yang kamu lakukan saat ini harus didasarkan pada bagaimana agar bisa membahagiakan mereka. [Irfan/IA]

Related Posts:

Tweet